Rabu, 17 Maret 2010

ASKEP BRONKIEKTASIS

heri setiawan

BRONKIEKTASIS

A. Definisi Penyakit

1. Bronkiektasis adalah penyakit yang ditandai dengan dilatasi (ektasis) bronkus lokal patologis dan kronik disebabakan elemen-elemen elastis dan otot-otot polos bronkus. Umumnya pada bronkus kecil (medium size)

(Passiyan Rahmatullah, 2006)

2. Bronkiektaisis adalah dilatasi bronkus dan bronkiolus kronis permanen

(Irman Soemantri, 2008)

3. Bronkiektosis adalah suatu perusakan dan pelebaran (dilatasi) abnormal dari saluran pernafasan yang besar.

(www.medicastore.com)

B. Etiologi

1. Kelainan Kongenital

Individu masih dalam kandungan, faktor genetik atau faktor pertumbuhan dan perkembangan fetus memegang peran penting ciri-crinya :

a. Mengenai hampir seluruh cabang bronkus pada satu atau kedua paru

b. Sering menyertai penyakit-penyakit kongenital lainnya

Misalnya mucovis dosisi (Cystis pulmonary figrasi), sindrom korta gema glokuliremia, pada anak kembar

Kelainan kongenital bersifat : tidak adanya tulang rawan bronkus, penyakit jantung bawaan, kifos kongenital (Passiyan Rahmatullah, 2006)

2. Kelainan didapat

a. Infeksi paru dan obstruksi bronkus

b. Aspirasi benda asing, muntahan, atau material yang berasal dari saluran nafas bagian atas

c. Tekanan dari tumor, dilatasi pembuluh darah, dan pembesaran limfe

(Irman Soemantri, 2008)

C. Manifestasi Klinis

1. Batuk kronis dan sputum purulen kehitaman yang berbau busuk

2. Senjumlah besar dari pasien mengalami “hemoptisis”

3. Clubbing fingers, terjadi akibat insufisiensi pernafasan

4. Batuk semakin memburuk jika pasien berbaring miring

5. Sesak nafas

6. Penurunan berat badan

7. Lelah

8. Wheezing

9. Warna kulit kebiruan

10. Pucat

11. Bau Mulut

12. Demam berulang

13. Ronkhi

D. Komplikasi

1. Bronkithis kronis

2. Pneumonia dengan atau tanpa artelektasis

3. Pleuritis

4. Efusi pleura

5. Abses metstasi diotak

6. Hemaptisis

7. Sinusitis

8. Kor pulmonal kronik (KPK)

9. kegagalan pernafasan

10. Amiloidosis

(Pssiyan Rahmatullah, 2006)

E. Pemeriksaan Penunjang

1. Laboraturium

a. Hb bisa rendah (anemia) bisa pula tinggi

b. Leukositosis dengan laju endap darah tinggi

c. Sputum berlapis tiga : pus, sereus, pus dan sel-sel yang rusak serta sputum berbau busuk

d. Pemeriksaan darah, urine, dan EKG dalam batas normal

2. Radiologis

Foto thorax : Carakan paru kasar dan batas-batas carawan kabur, daerah corakan tampak mengelompok, terdapat garis-garis batas permukaan udara cairan

1) Bronkografi : Terdapat kelaianan rutasi pada saluran pernafasan

2) Bronkoskopi : Untuk mengetahui adanya tumor atau benda asing, sumber hemaptoe atau asal sputumnya

3) Pemeriksan : Untuk melihat akibat yaitu reskritif atau obstruktif

(Passiyan Rahmatullah, 2006)

F. Penatalaksanaan

1. Pengobatan umum

a. Menciptakan lingkungan yang baik dan tepat lagi bagi pasien

b. Memperbaiki drainase sekret bronkus

c. Mengontrol infeksi saluran nafas

2. Pengobatan khusus

a. Kemoterapi, mengontrol infeksi dengan obat antibiotik

b. Drainase sekret dengan bronkoskop

3. Pengobatan Simtomatik

a. Pengobatan obstruksi bronkus

b. Pengobatan hipoksia

c. Pengobatan hemoptisis

d. Pengobatan demam

(Passiyan Rahmatullah, 2006

B. Konsep Keperawatan

1. Pengkajian

a. Umur

Pada umumnya banyak menyerang pada usia remaja dewasa yaitu 15-20 tahun, biasanya gejala timbul mulai usia 10 tahun. (Ishak Yusuf, 1999)

b. Jenis Kelamin

Pada umumnya pada laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan perempuan dikarenakan faktor kebiasaan buruk yaitu merokok pada usia muda (Ishak Yusuf, 1990)

c. Keluhan Utama

Keluhan utama yang paling dirasakan klien dengan bronkiek\taisis adalah batuk yang terus disertai purulen yang banyak

d. Riwayat Penyakit Sekarang

Menurut gambaran klinisnya gejala sering pada saat anak-anak 60% gejala timbul sejak berumur 10 tahun. Gejala yang timbul tergantung dari luas, berat, lokasi serta ada atau tidaknya komplikasi gejala yang timbul biasanya batuk, pilek, demam yang disertai secara berulang.

e. Riwayat Penyakit Masa Lalu

Adanya infeksi dan penyebab penyakit yang sering berulang, misal : batuk pilek.

f. Riwayat Kesehatan Keluarga

Didapatkan adanya faktor-faktor herediter kongenital

g. Riwayat Psikologis

Biasanya klien mengalami kecemasan terhadap penyakit yang dialami

h. Pola Aktivitas

Mengalami sulit tidur, nafsu makan menurun, obsipasi, lemahnya fisik dan aktivitas berkurang.

i. Pemeriksaan Fisik

Klien tampak lemah, konjungtiva anemis, menggunakan pernafasan cuping hidung

j. Auskultasi : Bisa ditemukan ronkhi, pada pemeriksaan bisa juga ditemukan wheezing

k. PemeriksaanEkstrimitas

1) Terlihat cianosis

2) Pada jari biasanya terdapat clubbing fingers

2. Daftar Masalah Diagnosa Keperawatan

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan produksi sekret yang berlebih

2. Ketiodakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperapnea

3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan spasme bronkus oleh sekresi yang berlebihan

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan nenurunan nafsu makan.

Diagnosa Keperawatan

a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

1) Definisi

Suatu kondisi dimana individu mengalami ancaman pada kondisi pernafasannya berkenaan dengan ketidakmampuan hidup secara efektif

2) Etiologi

Produksi sekret yang berlebihan

3) Batasan Karakteristik

Batuk tidak efektif atau tidak ada, tidak mampu mengeluarkan sekret nafas

4) Tujuan

Bersihan jalan nafas efektif kembali

5) Kriteria Standart

Mempertahankan jalan nafas pasein dengan bunyi nafas bersih atau jelas menunjukkan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan nafas misalnya batuk efektif dan mengeluarkan sekret

6) Intervensi :

a) Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas misalnya wheezing, ronkhi, rales

Rasional : Dapat membantu menilai seberapa berat derajat bronkus mengalami spasme jalan dan mengalami komplikasi.

b) Kaji atau pantau frekuensi pernafasan, catat rasio inspirasi dan ekspirasi

Rasional : Takipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan pada penerimaan atau selama stress atau adanya proses infeksi akut pernafasan dapat melambat dan frekuensi ekpirasi memanjang dibanding inspirasi

c) Lakukantindakan postural dranage dengan atur posisi klien sesuai dengan bagian bronkus yang terisi sekret misalnya atur posisi klien semi flowler 300 kemudian lakukan perkusi dan vibrasi.

Rasional : dapat mengeluarkan sekret dari segmen apical paru

d) Kaji pasien untuk posisi yang nyaman, misalnya peninggian kepala tempat tidur, duduk pada sandaran tempat tidur

Rasional : Pencetus yang berhubungan dengan kondisi individu

e) Pertahankan polusi lingkungan minimun, misalnya debu, asap dan bulu bantal yang berhubungan dengan kondidi individu

Rasional : Pencetus tipe reaksi alergi pernafasan menstringer episode akut.

b. Ketidakefektifan Pola Nafas

1) Definisi

Suatu kondisi dimana individu mengalami potensial tidak adekuat ventilasi berhubungan dengan perubahan pola nafas

2) Etiologi

Hiperapnea

3) Batasan Karakteristik

Perubahan frekuensi pernafasan atau pola pernafasan

4) Tujuan

Pola nafas kembali efektif

5) Kriteria Standart

Individu menunjukkan frekuensi pernafasan yang efektif, gejala berkurang

6) Intervensi

a) Kaji penyebab yang menambah perubahan fungsi pernafasan apakah karena alergi debu

Rasional : untuk menekan proses pembentukan sekresi oleh alergen dan dapat menghidarkan klien dari lingkungan yang tidak mendukung kesehatan

b) Anjurkan batuk efektif

Rasional : Batuk merupakan salah satu cara sebagai perlindungan paru

c) Berikan posisi yang nyaman, misalnya meninggikan kepala tempat tidur 45 - 900

Rasional : Posisi ini dapat mempertahankan kelancaran pola nafas

d) Anjurkan cara bernafas yang baik dan benar, misalnya pernafasan bibir atau pernafasan diafragma.

Rasional : untuk dapat melakukan upaya pernafasan

e) Pantau Tanda-tanda vital

Rasional : Untuk mendetaksi lebih lanjut dalam melakukan tindakan selanjutnya

c. Gangguan Pertukaran Gas Berhubungan Dengan Spasme Bronkus oleh Sekresi yang berlebihan

1) Definisi

Suatu kondisi dimana individu mengalami secara potensial penurunan masukan gas-gas/O2 dan CO2 antara alveoli paru dan sistem vaskuler

2) Etiologi

Spasme bronkus oleh sekresi yang berlebihan

3) Batasan Karakteristik

Dipnea dalam usaha nafas dengan bibir dengan fase ekspirasi yang lama

4) Tujuan

Pertukaran gas menjadi lancar

5) Kriteria Standart

Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi

6) Intervensi

a) Kaji frekuensi kedalaman pernafasan, catat penggunaan otot aksesori, nafas, bibir.

Rasional : Sebagai evaluasi derajat distres pernafasan dan kronising proses penyakit

b) Kaji dan awasi kulit

Rasional : untuk mengidentifikasikan beratnya infeksi

c) Dorongan pengeluaran sputum

Rasional : agar pertukaran gas pada jalan nafas menjadi lancar

d) Auskultasi bunyi nafas, catat area penurunan akibat udara atau bunyi tambahan

Rasional : Untuk mengidentifikasikan spasme bronkus atau tertahannya sekret, ronkhi, wheezing.

d. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

1) Definisi

Suatu keadaan dimana individu yang tidak mengalami puasa atau yang beresiko mengalami penurunan berat badan berhubungan dengan tidak adekuatnya untuk kebutuhan metabolik.

2) Etiologi

Anoreksia

3) Batasan Karakteristik

Penurunan berat badan, keengganan untuk makan, kurang tertarik pada makanan

4) Tujuan

Kekurangan nutrisi dapat terpenuhi sesuai dengan kebutuhan tubuh.

5) Kriteria Standart

Menunjukkan peningkatan berat badan

6) Intervensi

a) Auskultasi bunyi usus

Rasional : untuk mengetahui penurunan bising usus

b) Lakukan perawatan oral selving, buang sekresi, berikan wadah khusus untuk sekali pakai atau tisu

Rasional : rasa tak enak, bau dan penampilan adalah pencegahan utama terhadap nafsu makan dan tepat membuat mual/muntah dengan peningkatan kesulitan nafas

c) Hindarkan makan penghasil gas dan minuman karbonat

Rasional : dapat menghasilkan distensi abdomen dangerakan diafragma dan dapat meningkatkan dispnea

d) Hindarkan makanan yang sangat panas atau sangat dingin

Rasional : suhu ekstrim dapat meneruskan atau meningkatkan spesme batuk

e) Timbang berat badan sesuai indikasi

Rasional : berguna untuk menentukan kebutuhan kalori menyusun tujuan berat badan dan eveluasi keadekuatan rencana nutrisi

f) Kolaborasi dengan gizi untuk memberikan makanan yang mudah diserna

Rasional : Metode makan dan kebutuhan kalori didaraskan pada situasi atau kebutuhan individu.

(M.E. Doengoes.1999 & E.J. Carpenito.2000)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar