Rabu, 17 Maret 2010

askep Infeksi jalan nafas

1. Infeksi jalan nafas

Oleh : heri setiawan 07.01.026, STIKes Banyuwangi

· Definisi

Infeksi jalan nafas atas merupakan kondisi umum yang mengenai kebanyakan orang pada waktu tertentu. Beberapa kondisi tersebut, adalah akut dengan geala yang berlangsung lama atau terjadi secara berulang. Jarang pasien dengan kondisi ini membutuhkan perawatan dirumah sakit, namun demikian perawat yang bekerja di pusat ambulatory atau fasilitas perawatan jangka panang dapat saja menghadapi pasien dengan infeksi ini dan memberikan asuhan keperawatan untuk kondisi ini. ( Brunner & suddarth, 2002 )

· Macam – macam penyakit infeksi jalan nafas atas

a. Common cold

b. Infeksi herpes simplek

c. Sinusitis

d. Rhinitis

e. Faringitis ( akut dan kronik )

f. Tonsillitis dan adenoiditis

g. Abses peritonsilar

h. Laryngitis

( brunner & suddarth, 2002 )

· SINUSITIS

A. Definisi

Sinusitis adalah radang pada sinus paranasal. Bila terjadi pada beberapa sinus disebut multisinusitis, sedangkan bila mengenai seluruhnya disebut pansinusitis. Yang paling sering terkena adalah sinus maksila kemudian etmoid, frontal dan sphenoid. Hal ini disebabkan sinus maksila adalah sinus yang terbesar, letak ostiumnya lebih tinggi dari dasar, dasarnya adalah dasar akar gigi sehingga dapat berasal dari infeksi gigi dan ostiumnya terletak di meatus medius di sekitar hialus semilunaris yang sempit sehingga sering tersumbat.

( brunner & suddarth, 2002 )

B. Etiologi

o Virus

o Bakteri ( streptococcus pneumoniae dan haemolithicus influenzae)

o Jamur

( brunner & suddarth, 2002 )

A. Manifestasi klinis

§ Edema membrane mukosa hidung

§ Obstruksi rongga sinus

§ Batuk nyeri wajah

§ Keletihan

( brunner & suddarth, 2002 )

B. Komplikasi

§ Meningitis

§ Abses otak

§ Trombosis

§ Bronchitis kronik

§ Bronkiektasis

§ Asma bronchial

( brunner & suddarth, 2002 )

C. Pemeriksaan penunjang

§ Tranciluminasi

§ Foto roentgen

§ Kultur kuman

§ Uji resistensi dari secret rongga hidung

§ Pemeriksaan hispatologi

§ Nasoendoskopi meatus medius dan meatus superior

§ Tomografi

( brunner & suddarth, 2002 )

D. Penatalaksanaan

Ø Akut

§ Antibiotic selama 10 – 14 hari

§ Decongestan ( unttuk memperlancar drainase)

§ Analgesic, bila perlu

§ Mukolitik ( untuk mengncerakn sekret)

Ø Kronik

§ Anitbiotik dan simptomatis selama 2 – 4 minggu

( brunner & suddarth, 2002 )

· FARINGITIS

A. Definisi

Faringitis adalah radang pada faring yang disebabkan oleh bakteri

Streptococcus group A adalah organisme bakteri yang paling umum yang berkenaan ( brunner & suddarth, 2002 )

B. Etiologi

§ Kuman streptococcus β haemolithicus

§ Steptococcus viridans

§ Streptococcus pyogenes

( brunner & suddarth, 2002

A. Manifestasi klinis

§


Suhu tubuh naik sampai 40˚C

§ Gatal / kering di tenggorokan

§ Lesu

§ Nyeri sendi

§ Odinofagia

§ Anoreksia

§ Otalgia

( brunner & suddarth, 2002 )

B. Komplikasi

§ Sinusitis

§ Otitis media

§ Abses peritonsilar

§ Mastoiditis

§ Adenitis servikal

§ Demam rheumatic

§ Nefritis

§ Rinitis kronik, sinusitis dan otitis media ( komplikasi secara perkontinuitatum)

§ Edendokarditis, arthritis, miositis, uveitis, iridosiklitis, dermatitis, pruritis, rutikaria dan furun kulosis (komplikasi secara hematogen / limfogen)

( brunner & suddarth, 2002 )

C. Pemeriksaan penunjang

§ Kultur

§ Uji resistensi , bila perlu

( brunner & suddarth, 2002 )

D. Penatalaksanaan

§ Antibiotic golongan penisilin / sulfonomida selam 5 hari

§ Obat kumur / obat isap dengan desinfektan

§ Eritromisisn / klindamisin ( bila alergi pada penisilin)

( brunner & suddarth, 2002 )

v KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

a. Biodata

- Umur : banyak menyerang umur > 40 tahun

- Jenis kelamin : lebih banyak pada laki – laki

- Pendidikan : berkaitan dengan kemempuan dalam menerima informasi tentang kesehatan

b. Keluhan utama

o Subjektif

- Nyeri wajah

- Rasa gatal dan kering pada tenggorokan

- Lesu dan keletihan

- Nyeri sendi

- anoreksia

o Objektif

- Batuk

- Odinofagia

- Otalgia

- Tek. Darah meningkat

- Takipneu

- Suhu tubuh naik sampai 40˚C

- Takikardi

c. Pemeriksaan fisik

1) Hidung

Ditemukannya lender, membrane mukosa hidung odema,

2) Tenggorokan

Kemerahan, dan nyeri telan

3) Tonsil

Kemerahan

4) Nodus limfe servikal

Terdapat pembesaran.

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Daftar diagnosa yang muncul dari infeksi saluran pernafasan atas :

a. Inefektifitas bersihan jalan nafas b.d. sekresi berlebihan sekunder akibat proses inflamasi

b. Nyeri b.d. iritasi jalan nafas atas sekunder akibat infeksi

c. Kerusakan komunikasi verbal b.d. iritasi jalan nafas atas sekunder akibat infeksi atau pembengkakan

d. Hipertermi b.d. infeksi saluran pernafasan atas

e. Deficit volume cairan b.d. peningkatan kehilangan cairan sekunder akibat diaforesis yang berkaitan dengan demam

Ø Penjelasan :

a. Inefektifitas bersihan jalan nafas

Adalah suatu keadaan diman individu mengalami penumpukan sekresi dapat menghambat jalan nafas pada banyak individu dengan infeksi jalan nafas atas

ü Batasan karakteristik

o Mayor

Perubahan dalam frekuensi atau pola pernafasan ( dari nilai dasar) perubahn pada nadi ( frekuensi, iram, kualitas )

o Minor

- Ortopnea

- Takipnea, hiperpnea, hiperventilasi

- Pernafasan disritmik

- Pernafasan sukar / berhati - hati

ü Factor yang berhubungan : sekresi berlebihan sekunder akibat proses inflamasi

b. Nyeri

Adalah keadaan diman individu mengalami rasa tidak nyaman setempat

ü Batasan karakteristik

o Mayor

Individu memperlihatkan atau melaporkan rasa

ketidaknyamanan

o Minor

- Tekanan darah meningkat

- Nadi meningkat

- Takipneu

- Pupil dilatasi

- Diaforesis

- Posisi berhati – hati

- Raut wajah kesakitan

- Menagis, merintih

ü Factor yang berhubungan : iritasi jalan nafas atas sekunder akibat infeksi

c. Kerusakan komunikasi verbal

Adalah keadaan dimana individu mengalami atau dapat mengalami penurunan kemampuan atau ketidakmampuan untuk berbicara tetapi dapat mengerti orang lain.

ü Batasan karakteristik

o Mayor

- Ketidakmampuan untuk mengucapkan kata – kata tetapi dapat mengerti orang lain atau deficit artikulasi / perencanaan motoris

o Minor

- Nafas pendek

ü Factor yang berhubungan : iritasi jalan nafas atas sekunder akibat infeksi atau pembengkakan

d. Hipertermi

Adalah keadaan dimana seorang individu mengalami atau berisiko untuk mengalami kenaikan suhu tubuh terus menerus lebih tinggi dari 37.8˚C ( 100˚F) per oral atau 38.8˚C ( 101˚F) per rectal Karena factor eksternal

ü Batasan karakteristik

o Mayor

- Suhu lebih tinggi dari 37.8˚C ( 100˚F) per oral atau

38.8˚C ( 101˚F) per rectal

- Kulit hangat, takikardia

o Minor

- Kulit kemerahan

- Peningkatan kedalaman pernafasan

- Menggigil / merinding

- Perasaan hangat atau dingin

- Nyeri dan sakit yang spesifik / umum ( mis, sakit kepala)

- Malaise, keletihan dan kelemahan

- Kehilangan nafsu makan

- berkeringat

ü Factor yang berhubungan : infeksi saluran pernafasan atas

e. Deficit volume cairan

Adalah keadaan dimana upaya individu bernafas dan frekuensi pernafasan meningkatan karena terjadinya inflamasi dan pembentukan sekresi

ü Batasan karakteristik

o Mayor

- Ketidakcukupan masukan cairan oral

- Keseimbangan negative antara masukan dan haluaran

- Penurunan berat badan

- Kulit / mukosa kering

o Minor

- Peningkatan natrium serum

- Penurunan haluaran urine / haluaran urine berlebihan

- Urine memekat / sering berkemih

- Penurunan turgor kulit / mual / anoreksia

ü Factor yang berhubungan : peningkatan kehilangan cairan sekunder akibat diaforesis yang berkaitan dengan demam

( Lynda juall carpenito, 2001 )

3. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

a. Inefektifitas bersihan jalan nafas b.d. sekresi berlebihan sekunder akibat proses inflamasi

· Tujuan

Bersihan Jalan nafas kembali efektif

· Kriteria hasil

- Klien dapat bernafas dengan lancar

- klien akan menunjukkan batuk yang efektif

- bunyi nafas normal

· Intervensi keperawatan

1) Lakukan BHSP

R/ meningkatkan kerja sama dengan klien dan keluarga klien sehingga memudahkan dalam pemberian asuhan keperawatan

2) Ajarkan klien batuk efektif

R/ batuk efektif dapat membantu mengeluarkan dahak ( secret ) yang ada di saluran pernafasan

3) Lakukan metode postural drainase

R/ membantu mengeluarkan dahak

4) Anjurkan klien untuk istirahat cukup

R/ menjaga kestabilan kondisi kesehatan klien

5) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian mukolitik

R/ mengeluarkan dahak ( secret ) yang ada di saluran pernafasan.

b. Nyeri b.d. iritasi jalan nafas atas sekunder akibat infeksi

o Tujuan

Nyeri hilang

o Kriteria Hasil

- K / U baik

- Skala nyeri turun

- Wajah klien sudah tidak tampak menahan sakit

o Intervensi

1) Lakukan BHSP

R/ menjalin kerjasama peawat dengan klien dan keluarga sehingga memudahkan dalam pemberian ASKEP

2) Kaji skala nyeri

R/ menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan

3) Berikan informasi yang akurat tentang nyeri yang dirasakan

R/ mengurangi rasa takut, sehingga klien dapat lebih kooperatif dengan tindak keperawatan

4) Batasi kunjungan terhadap klien

R/ suasana gaduh dapat membuat nyeri yang dirasakan bertambah

5) Ciptakan lingkungan yang tenang

R/ klien dapat berelaksasi

6) Ajarkan klien teknik distraksi dan realksasi

R/ dapat mengurangi nyeri yang dirasakan

7) Kolab dengan tim medis dalam pemberian analgesic

R/ analgesic dapat mengurangi nyeri

c. Kerusakan komunikasi verbal b.d. iritasi jalan nafas atas sekunder akibat infeksi atau pembengkakan

· Tujuan

Klien dapat kembali berkomunikasi.

· Kriteria hasil

- Klien akan memperlihatkan kemampuan yang meningkat untuk mengekspresikan diri

- Klien akan mengungkapkan penurunan frustasi dengan komunikasi

· Intervensi keperawatan

1) Kaji respon individu terhadap komunikasi

R/ mengetahui sejauh mana klien tidak dapat berkomunikasi

2) Ajarkan klien metode menghemat energi untuk berkomunikasi

R/ agar klien tidak terlalu lelah dalam melakukan komunikasi

3) Tingkatkan komunikasi klien secara bertahap

R/ kemampuan berkomunikasi klien dapat kembali secara bertahap

4) Berikan motivasi pada klien untuk tetap berkomunikasi secara perlahan / baik

R/ meningkatkan hubungan supportif yang stabil

d. Hipertermi b.d. infeksi saluran pernafasan atas

· Tujuan

Panas klien dapat turun

· Kriteria hasil

- Suhu tubuh kembali normal

- Klien merasa nyaman

· Intervensi keperawatan

1) Lakukan BHSP

R/ menjalain kerja sama dengan klien dan keluarga klien sehingga memudahkan dalam peberian asuhan keperawatan

2) Observasi suhu tubuh klien setiap 8 jam sekali

R/ menentukan tindakan keperawatan yang tepat

3) Anjurkan klien untuk memakai pakaian tipis

R/ memperlancar sikulasi darah

4) Lakukan kompres dingin

R/ menurunkan panas

5) Ciptakan lingkungan dengan ventilasi yang baik

R/ memperlancar sirkulasi udara dalam ruangan

6) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antipiretik

R/ antipiretik dapat menurunkan panas

e. Deficit volume cairan b.d. peningkatan kehilangan cairan sekunder akibat diaforesis yang berkaitan dengan demam

· Tujuan

Kebutuhan acairan klien dapat terpenuhi

· Kriteria hasil

- k/u baik

- klien akan mengkonsumsi kebutuhan cairan yang adekuat

- turgor kulit kembali < 1 detik

- mukosa bibir lembab

· Intervensi keperawatan

1) Kaji yang disukai dan tidak disukai, berikan cairan kesukaan dalam batasan diet

R/ memenuhi kebutuhan cairan klien

2) Anjurkan klien untuk minum 8 – 10 gelas cairan perhari

R/ mencukupi kebutuhan cairan klien perhari

3) Pantau masukan dan haluaran perhari

R/ mengetahui keseimbangan antara haluaran dan masukan cairan perharinya

4) Anjurkan klien untuk tidak minum kopi / teh

R/ kopi atau teh dapat menyebabkan diuresis

5) Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian cairan infuse

R/ mencukupi kebutuhan cairan klien


Tidak ada komentar:

Posting Komentar